Senin, 03 Desember 2018

Apa yang dimaksud dengan tradisi fenomenologi? ( TEORI KOMUNIKASI )


Tradisi Fenomenologi
Teori-teori dalam tradisi fenomenologi berasumsi bahwa orang-orang secara aktif menginterpretasi pengalaman-pengalamannya dan mencoba memahami dunia dengan pengalaman pribadinya. Tradisi ini memperhatikan pada pengalaman sadar seseorang.
            Tradisi fenomenologis menekankan proses interpretasi, tetapi dalam cara yang sangat berbeda daripada yang dilakukan oleh Osgood.
·        Teori Osgood :
Ø  Yang jelas-jels didadasarkan pada tradisi sosiopsikologis
Ø  Melihat interpretasi sebagai  sebuah proses intuitif, tidak sadar, kognitif, dan berhubungan dengan perilaku.
·        Teori-teori fenomenologis :
Melihat interpretasi sebagai sebuah proses pemahaman yang sadar dan hati-hati. Fenomenologis secara harfiah berarti penelitian tentang pengalaman sadar, dimana interpretasi mengambil peranan yang penting.

Gagasan utama dari tradisi fenomenologis
          Istilah phenomenon mengacu pada kemunculan sebuah benda, kejadian, atau kondisi yang dilihat. Fenomenologi merupakan cara yang digunakan manusia untuk memahami dunia melalui pengalaman langsung.
            Maurice Marleu-Ponty, pakar dalam tradisi ini, menuliskan bahwa “semua pengetahuan akan duna, bahkan pengetahuan ilmiah, diperoleh dari beberapa engalam akan dunia. Dengan demikian, fenomenologi berarti membiarkan segala sesuatu menjadi jelas sebagaimana adanya.

Prinsip dasar
        Dalam tradisi fenomenologi, Stanley Deetz menyimpulkan tiga prinsip dasar :
1.      Pengetahuan ditemukan secara langsung dalam pengalaman sadar ( kita akan mengetahui dunia ketika kita berhubungan dengannya ).
2.      Makna benda terdiri atas kekuatan benda dalam kehidupan seseorang (bagaiman anda berhubungan dengan benda menentukan maknanya bagi anda).
3.      Bahasa merupakan kendaraan makna ( kita mengalami dunia melalui bahasa yang digunakan untuk mendefinisikan dan mengekspresikan dunia itu ).

Proses interpretasi penting bagi kebanyakan pemikiran interpretasi. Interpretasi terkadang dikenal dalam istilah bahasa jerman dengan verstchen (pemahaman), merupakan proses menentukan makna dengan pengalaman.
Interpretasi merupakan proses aktif pikiran dan tidak kreati dalam mengklarifikasi pengalaman pribai. Intrepretasi melibatkan maju mundur antara mengalami suatu kejadian atau situasi dan menentukan maknanya, bergerak dari yang khusus ke yang umum dan kembali lagi  ke yang khusus, dikenal dengan hermeneutic circle.

Keragaman dalam tradisi fenomenologi
1.      Fenomenologi klasik
Fenomenologi klasik biasanya dihubungkan dengan Edmurd Husserl, pendiri fenomenologi modern. Husserl  yang menulis selama pertengahan abad ke-20, berusaha mengembangkan metode yang meyakinkan kebenaran melalui kesadaran yang terfokus.
Pendekatn Husserl dalam fenomenologis sangat objektif . dunia dapat dialami tanpa harus membawa kategori pribadi seseorang agar terpusat pada proses. Bertentangan dengan Husserl, para ahli fenomenologi saat ini menganut ide bahwa pengalaman itu subjektiv bukan objktiv, dan percay bahwa subjektivitas merupakan bentuk penting sebuah pengetahuan.
2.      Fenomenologi Persepsi
Maurice Merleau – Ponty, tokoh penting dalam tradisi kedua ini dihubungkan dengan apa yang disebut dengan fenomenologi persepsi. Baginya manusia merupakan sosok gabungan antara fisik da mental yang menciptakan makna di dunia, sehingga pengalaman fenomenologis apapun tentunya ojektif.

3.      Fenomenologi Hereneutik
Cabang yang ketiga agak mirip dengan kedua, tetapi tradisinya lebih luas dalam bentuk penerapan yang lebih lengkap pada komunikasi. Fenomenoogi hermeneutic dihubugkan dengan Martin Heidegger, utamanya dikenal karena karyanya dalam philosophical hermeneutics ( nama alternative bagi pergerakannya ). Filosofinya juga dikenal dengan hermeneutic of dasein yang berarti “interpretasi keberadaan”.
Hermeutika, diartikan sebagai penafsiran naskah yang sengaja dan hati-hati, merupakan dasar bagi tradisi fenomenologis dalam penelitian pesan. Hermeneutika modern dimulai pada awal abad ke-19 oleh Friedrich Schleiermacher.

Tiga teori penafsiran naskah yang paling terkenal :
1.    Paul Ricoeur
Paul Ricoeur merupakan ahli teori tentang penafsiran yang sangat bergantung pada tradisi fenomenologis dan hermeneutika. Ricoeur menyebut pemisahan naskah dari situsi sebagai pembedaan ( distanciation ). Sebuah contoh penafsiran Ricoeur adalah penelitian Barbara Warnick  tentang Gettysburg Address.
2.    Stainley Fish
Fish adalah seorang kritikus sastra yamg paling dikenal dalam bidang bahasa inggris, kajian sastra, dan media. Mengambil cara yang berbeda dari Ricouer, Fis menyangkal bahwa semua makna dapat ditemukan dalam naskah.
3.    Hans – George Gadamer
Prinsip utama dari teori gadamer adalah bahwa seseorang selalu memahami pengalaman dari sudut pandang perkiraan atau asumsi. Bagi Gadamer, penafsiran kejadian-kejadian dan objek-objek historis termasuk naskah-naskah dipertinggioleh jarak sejarahnya. Pandangan Gadamer menyatakan bahwa bahasa dan makna diiptakan melalui interaksi social. Gadamer menggabungkan fenomenologis dan hermeneutika dalam satu proses.


Dua figure penting dalam teori dialog yang karyanya berakar dari tradisi fenomenologis :
1.    Carl Rogers
Seorang tokoh bsar dari pendekatan-pendekatan terhadap hubungan manusia pada abad ke-20. Rogers adalah seorang psikolog, karyanya yang berlawanan dengan kecenderngan dari bidangnya lebih merupakan bagian dari tradisi fenomenologis dan sosipkologis.

2.    Martin Buber
Seorang tokoh enting dalam pemikiran keragaman pada abad ke-20. Buber memberikan sebuah pandangan yang logis tentang apa yang dimaksud dengan manusia dalam masa modern ini. Teori-teori dialog seperti yang dihadirkan oleh karya-karya dari Rogers dan Buber, menyatakan bahwa kita dapat mengenal dunia melalui pengalaman pribadi.


Jika anda memiliki seorang teman yang baru saja kembali dari china, apakah anda akan belajar tentang perjalanannya dengan mengirimkan email yang berisi pertanyaan atau dengan mendengarkan cerita-cerita tentang perjalanannya? Dalam situasi, sebagian besar dari kita akan memilih kontak pribadi dan pengamatan sebagai sebuah cara untuk belajar lebih banyak tentang pengalaman-pengalaman budaya. Pengetahuan inilah yang menggambarkan fenomenologi sebagai sebuah tradisi.

1 komentar: